Pages

Subscribe:

Rabu, 03 November 2010

Subnetting Kelas B

Pengertian Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
v  Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
v Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.


Pada tugas kuliah kali ini kita akan melakukan subnetting pada IP kelas B. Pada IP kelas B tersebut kita akan bagi menjadi 12 segmen jaringan. Secara default untuk IP address kelas B mempunyai netmask 255.255.0.0.
Untuk menentukan jumlah host persubnet kita menggunakan rumus 2h-2. Dimana h adalah jumlah 0 pada host ID.
            255.255.11110000.00000000

Dapat kita lihat pada jumlah 0 pada host ID ada 12. Sehingga dengan menggunakan rumus 2h-2 kita dapat menentukan jumlah host persubnet yaitu sebagai berikut : 212 - 2 = 4094
           
Selanjutnya kita lakukan block subnet. Karena kita mendapatkan 12 network ID pada oktet ketiga, yaitu diantara 23 dan 24, maka pada deretan oktet  ketiga kita pecah menjadi 2 bagian sehingga menjadi sebagai berikut (0000|0000), dimana blok pertama merupakan host, dan blok kedua merupakan sebuah broadcast. Jadi kita dapatkan hasil sebagai berikut :


Cara Membaca Table :
Karena tadi kita memakai pangkat n=4 (karena jika kita memakai n=3 jumlah subnetnya akan kurang), maka kita mulai pada oktet 3 (karena kelas B) yang dibagi menjadi 4 biner. 4 biner awal pada oktet ketiga merupakan kombinasi dari biner 1 dan 0, sedangkan 4 biner terakhir diisi angka biner 1 semua. Cara menghitungnya, kita konvert biner oktet ketiga tersebut ke bilangan desimal. Hasilnya adalah sebagai berikut:
1.     N . N. 0. 0 – N. N. 15. 255
2.    N . N. 16. 0 – N. N. 31. 255
3.    N . N. 32. 0 – N. N. 47. 255
4.    N . N. 48. 0 – N. N. 79. 255
5.    N . N. 80. 0 – N. N. 143. 255
6.    N . N. 144. 0 – N. N. 159. 255
7.    N . N. 160. 0 – N. N. 175. 255
8.    N . N. 176. 0 – N. N. 207. 255
9.    N . N. 208. 0 – N. N. 223. 255
10.  N . N. 224. 0 – N. N. 239. 255
11.  N . N. 240. 0 – N. N. 255. 255

Contoh gambar dari pembagian subnet diatas sebagai berikut :

Sumber :
http://wenythepooh.wordpress.com